Posts Tagged ‘konter-hegemoni’

Metro Riau 10 Februari 2014

Doc: Epaper Metro Riau 10 Februari 2014

Wayang merupakan budaya adiluhung bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai karya agung dunia non bendawi pada 7 november 2003. Didalam setiap pagelaran wayang ini menyiratkan nilai-nilai estetik yang begitu tinggi dengan filosofi dan mitologi jawa yang kental sekali. Artinya wayang merupakan mahakarya besar yang pernah diciptakan oleh nenek moyang kita ini.

Namun seiring berkembangnya jaman, wayang sebagai budaya lambang identitas bangsa ini mulai kehilangan peminatnya. Ungkapan bahwa wayang adalah pertunjukan yang ketinggalan jaman, membosankan karena lakonnya itu-itu saja serta pergelarannya yang lama telah membuat wayang seolah berada pada titik terendahnya. Padahal tak dapat dipungkiri bahwa didalam setiap pertunjukan wayang, selalu menyiratkan pesan-pesan moral, sosial dan politik yang berbalut tentang contoh ketauladanan kehidupan.

Hegemoni Budaya Pop

Semakin rendahnya peminat wayang ini dikarenakan kemunculan budaya pop dari barat yang kemudian menemukan titik hegemoninya, sehingga telah membuat masyarakat (terutama pemuda) menjadi terhipnotis olehnya. Akibat dari hegemoni ini adalah semakin ditinggalkannya budaya-budaya bangsa sendiri yang dianggap telah lekang oleh jaman, seperti wayang ini.

Keberhasilan hegemoni dari budaya pop ini tak dapat dipisahkan dari andil kapitalisme kontenporer. Budaya pop yang merepresentasikan gaya hidup kekinian yang glamour dan hedonis sangat selaras dengan logika kapitalisme yang mengeksplorasi sifat individual seseorang. Dengan gaya hidup hedonis yang berusaha mengikuti trend-trend yang berkembang, membuat kapitalisme dapat terus hidup didalamnya, karena mereka akan terus mengarahkan trend tersebut demi proses akumulasi kapital sebagai syarat wajib langgengnya kapitalisme.

(lebih…)